Go to Top

Mengenal Hati

Semua orang pernah mendengar mengenai hati, tapi sangat jarang yang benar-benar mengenal hati. Padahal, hati adalah bagian diri kita; sama seperti kaki, tangan, otak, dan organ-organ tubuh lain. Bagi kita manusia, hati memiliki fungsi yang spesial, yang memungkinkan kita menjalani hidup di dunia seperti seharusnya sesuai rancangan Sang Pencipta.

Kita sudah tahu bahwa fungsi kaki adalah untuk berjalan; tangan untuk memegang; otak untuk berpikir, merancanakan, mengontrol jalannya ‘mesin’ tubuh. Namun, tahukah kita apakah itu fungsi hati?

Hati, seperti yang kita sudah ketahui, adalah pusat dari perasaan. Kita dapat merasa, menyadari, mengalami, dengan menggunakan hati. Tetapi, jika bicara mengenai perasaan, sesungguhnya, hati adalah pusat dari perasaan yang masuk pada golongan emosi tinggi yaitu rasa indah, rasa tenang, rasa damai, rasa nyaman, rasa bahagia. Sehingga, hati adalah kunci dari hubungan sosial dengan sesama dan hubungan spiritual dengan Sang Pencipta. Karena rasa yang sejati, tercermin dari kualitas hubungan tersebut.

Ada beberapa kutipan-kutipan mengenai keindahan dan pentingnya hati :

  • Hal-hal terbaik dan terindah di dunia tidak dapat dilihat atau disentuh, semuanya harus dirasakan dengan hati. ~ Helen Keller
  • Keindahan yang abadi adalah keindahan dari hati. ~ Jalaluddin Rumi
  • Visi Anda hanya akan jelas apabila Anda melihat ke dalam hati Anda. Siapapun yang melihat ke luar, hanyalah bermimpi. Siapapun yang melihat ke dalam, adalah sadar. ~ Carl Jung
  • Mendidik pikiran tanpa mendidik hati adalah sama sekali bukan pendidikan. ~ Aristoteles
  • Ke mana pun Anda pergi, pergilah dengan seluruh hati Anda. ~ Confucius
  • Hanya sedikit yang melihat dengan mata dan merasakan dengan hatinya sendiri. ~ Albert Einstein
  • Hanya dengan hati, seseorang dapat melihat dengan jelas dan benar, karena arti-arti terdalam tidak terlihat oleh mata. ~ Antoine de Saint-Exupery
  • Salah satu cara belajar adalah melalui hati, bukan melalui mata atau intelek. ~ Mark Twain
  • Cara itu tidak di langit. Cara itu ada di dalam hati. ~ Buddha Shakyamuni
  • Dalam berdoa, lebih baik menggunaka hati tanpa kata-kata daripada menggunakan kata-kata tanpa hati. ~ Mahatma Gandhi
  • Ada cahaya yang bersinar dibalik segala sesuatu di bumi, di balik kita semua, di balik surga yang tertinggi. Itulah cahaya yang bersinar di dalam hati kita. ~ Chandogya Upanishad 3.13.7
  • Penjara yang paling buruk adalah hati yang tertutup. ~ Paus Johanes Paulus II
  • Tanpa hati yang terbuka, kekayaan hanyalah pengemis yang tidak berarti. ~ Ralph Waldo Emerson

Saat membaca kutipan-kutipan tersebut, ada rasa akrab dan rasa seperti telah mengetahui kutipan tersebut meskipun tidak pernah belajar atau mengikuti figur atau cerita mereka. Bagian yang merasakan hal itu adalah hati.

Shakyamuni Buddha membagikan: “Ketenangan ada di dalam diri Anda, janganlah mencari di luar diri Anda.”. Namun kita tidak perlu menjadi seorang Buddha untuk dapat melihat bagaimana orang-orang yang memburu kesuksesan duniawi dalam upaya untuk menjadi bahagia dan damai, tetapi berakhir tanpa mendapatkan kebahagiaan dan kedamaian.

Sejumlah orang kaya biasanya sulit dan bahkan tidak mungkin tersenyum lepas atau merasakan ketenangan dan kedamaian sejati dalam kehidupan sehari-hari mereka. Jika mengabaikan hati, maka mungkin saja kita masih dapat mencapai kesuksesan dan materi duniawi, namun ketenangan dan kebahagiaan akan selalu tetap berada di luar jangkauan.

Saat kita membuka hati dan menggunakan hati dengan tepat, akan kita temukan bahwa kepuasan dan kesenangan datang bersamaan dalam satu paket dengan kekayaan; yang akan membantu kita untuk menikmati segala sesuatu dengan lebih baik lagi dan dengan perspektif nyata. Kita juga akan berbagi kebahagiaan dengan orang-orang di sekitar kita dengan lebih lepas, dan menciptakan lingkungan yang mendorong dan mendukung ketenangan dan kedamain.

Hati dan Otak

Hati dan otak adalah dua piranti kehidupan yang kita peroleh, dimana hati adalah piranti utama untuk kehidupan yang utuh dan berarti.

Selama ini kita terbiasa menggunakan otak untuk hampir semua aktivitas, menyelesaikan persoalan, berhubungan antar sesama manusia, menghadapi tantangan, dan merespon situasi/kondisi di sekitar kita. Inilah yang menjadi sumber stres, ketidakbahagiaan, ketidakpuasan, kekuatiran, kejengkelan, dan hal-hal negatif lainnya; yang berujung pada pencarian kebahagiaan serta kepuasan yang semu dan sesaat. Itulah ciri-ciri di mana saat kita hanya menggunakan otak. Dengan lebih mengutamakan hati daripada otak, hal-hal negatif tersebut akan berganti dengan perasaan khas hati yang indah, tenang, damai, nyaman, dan bahagia.

Dengan mengenali hati, kita bisa memanfaatkan hati untuk perbaikan segala aspek kehidupan seperti kesehatan fisik, mental, emosional, sosial, dan spiritual.

Membuka Hati

Untuk dapat memanfaatkan hati, kita perlu belajar dan berlatih untuk menggunakannya. Sama persis saat kita belajar untuk menggunakan kaki untuk merangkak, berdiri, berjalan, berlari; tangan untuk menyentuh, meraba, menggenggam, memegang, menjumput. Kita perlu mengasahnya seperti halnya kita mengasah otak dengan mempelajari beberapa ilmu pengetahuan; mulai dari TK, SD, SMA, sampai pendidikan lanjutan. Jika biasanya kita menyehatkan tubuh dengan olah raga, mencerdaskan otak dengan olah pikir, kita bisa memperkuat hati dengan olah rasa.

Menggunakan dan memanfaatkan hati adalah suatu keterampilan; yang dapat dilakukan kapanpun, dimanapun, untuk berbagai aktivitas sehari-hari. Keterampilan ini dapat dipelajari oleh siapapun, tidak memandang usia, laki-laki, perempuan, agama, suku, dan lain lain; karena bersifat sangat universal dan caranya juga sangat sederhana.

Dengan memanfaatkan hati; kita akan lebih sehat, tenang, produktif, kreatif, serta memiliki hubungan yang lebih baik lagi dengan sesama dan Tuhan YME, sehingga keindahan hidup semakin terasa.

Apakah Hati?